Popular Post

7 February 2014

"Setiap perjalanan membuat kita belajar. Belajar untuk menghargai. Menghargai alam dan manusia yang ada di dalamnya, menghargai perbedaan adat dan budaya. Lebih dari itu, perjalanan membuat saya belajar untuk menghargai diri sendiri, atas apa yang sudah diperjuangkan dengan kerja keras, seperti orang-orang Baduy yang berjuang keras untuk melanjutkan hidupnya"

Kali ini gue akan menceritakan kisah perjalanan Wisata budaya, yaitu ke BADUY. Menurut gue, perjalanan ke BADUY adalah salah satu perjalanan yang cukup ekstreem, iya ekstrim trackingnya. huhuhuhuhu. Baiklah, anggap ini latihan tracking panjang untuk nanti naik gunung dengan track yang lebih susah :’)

Hari 1 : 31 Januari 2014 Meeting point kami berangkat dari stasiun Tanah Abang,  untuk bertemu dengan teman-teman lainnya. Waduuhh Taxi gak ada kalau pagi-pagi gini, akhirnya gue memutuskan naik ojek untuk sampai ke Stasiun Tanah Abang. Dan lo harus tau men, rambut gue yang masih basah saat itu langsung kering ketika sampai Stasiun. Iya Naik ojek = Hairdryer alami :)))))) *sumpah gak penting dibahas* * oke skip*

Namanya Mas Apri, doi yang buat trip ini. Bersama 11 teman lainnya mulai akrablah kita dengan seluruh peserta  di trip ini. Oya bersama sahabat-sahabat tercintaah gue yang pernah gue ceritain sebelumnya, yaitu Oktri, Danthi & Rezi. 

Singkat cerita sampailah kita di stasiun Rangkas, karna hari jumat maka kita menghormati para laki laki untuk Sholat Jumat dahulu, sedangkan cewe-cewenya saling mengakrabkan diri sambil makan-makan cantik di warung Bakso di sekitar Masjid di dekat Stasiun Rangkas.  Sambil foto-foto cantik juga siihh 

Tsantik tsantik kan? :p

Perjalanan dilanjutkan menuju Ciboleger menghabiskan waktu sekitar 2 jam. Di dalam mobil gue sempet mual udah kaya Mamak mamak muda yang lagi hamil 2 bulan * tsaelaahh kaya udah pernah hamil aja* :))). Jalannya berkelok-kelok yang membuat perut mual bro. Tiba di ciboleger, sudah ada pemuda-pemuda Baduy Dalam yang menunggu untuk menjemput kami. Idong , Pak Herman dan juga Azda adalah sherpa yang akan mengantarkan kita. 

Kami tiba di terminal Ciboleger. Sebuah tugu besar berbentuk patung memakai caping sawah menyapu pemandangan kami. Segera kami manfaatkan moment itu untuk mengabadikannya lewat foto :p *cheers


Bersama dengan Idong , Pak Herman dan juga Azda, kami memulai perjalanan ini. Banyak hal yang kami bicarakan setelah berkenalan singkat sebelum mulai berjalan. Suasana benar-benar sangat cair, karena mereka ternyata humoris. Perjalanan terasa makin berat karna selama tracking itu lagi hujan deras. Seberat badan gue..... HUAHAHHA

Kami menginap di salah satu rumah warga Baduy Luar ( lupa namanya,hihihi). dan setelahnya membagikan oleh-oleh berupa  beras & indomie yang sudah kita bawa dari Jakarta. Kami pun memasak makan malam di tungku yang ada di rumah si bapak. Menu makan malam adalah nasi, indomie goreng, ikan asin dan  gak ketinggalan kerupuk :D. 















Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © yantiramadhan - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -